Seorang filsuf Yunani, sebagaimana dikutip oleh Gie mengatakan "Nasib terbaik adalah tidak
dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur
tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda."
Meninggal di usia muda, mungkin bagi beberapa orang berarti semakin sedikit
waktu bersama dengan mereka yang kita sayangi atau semakin sedikit waktu kita
untuk berbuat sesuatu bagi kehidupan yang lebih baik. Namun meninggal di usia
muda membuat kita tidak banyak melakukan perbuatan yang tercela. Menurut hasil
penelitian, usia seseorang dikatakan muda dalam arti umur produktif adalah umur
15 dan berakhir di usia 35 tahun. Berikut ini beberapa orang
yang meninggal di usia muda (sambungan).
7. Robert Wolter Mongisidi (1925-1949)
Robert Wolter Mongisidi |
Robert Wolter Mongisidi lahir
pada 14 Februari
1925 di Malalayang,
Manado, Sulawesi Utara. Ia adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia
sekaligus pahlawan nasional Indonesia. Robert Wolter Mongisidi merupakan anak
dari pasangan Petrus Monginsidi dan Lina Suawa.
Dia memulai pendidikannya pada
1931 di sekolah dasar (bahasa Belanda: Hollands Inlandsche School (HIS)), yang
diikuti sekolah menengah (bahasa Belanda: Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO))
di Frater Don Bosco di Manado. Monginsidi lalu dididik sebagai guru bahasa
jepang pada sebuah sekolah di Tomohon. Setelah studinya, dia mengajar Bahasa Jepang di Liwutung, di Minahasa
, dan di Luwuk,
Sulawesi
Tengah, sebelum ke Makassar, Sulawesi
Selatan.
Monginsidi terlibat dalam
perjuangan melawan Belanda di Makassar, dimana Belanda hendak merebut kembali
kemerdekaan Indonesia melalui NICA (Netherlands Indies Civil Administration/Administrasi
Sipil Hindia Belanda) setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan di Jakarta.
Pada tanggal 17 Juli 1946, Monginsidi dengan Ranggong Daeng
Romo dan lainnya membentuk Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi
(LAPRIS), yang selanjutnya melecehkan dan menyerang posisi Belanda. Dia
ditangkap oleh Belanda pada 28 Februari 1947, tetapi berhasil kabur pada 27 Oktober 1947. Belanda menangkapnya kembali dan
kali ini Belanda menjatuhkan hukuman mati kepadanya. Monginsidi dieksekusi oleh
tim penembak di Makasar, Sulawesi Selatan pada 5 September 1949.
Robert Wolter Mongisidi meninggal pada usia 24 tahun.
Jasadnya dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Makassar pada 10 November 1950.
Robert Wolter Monginsidi dianugerahi sebagai Pahlawan Nasional
oleh Pemerintah Indonesia pada 6 November, 1973. Dia juga mendapatkan
penghargaan tertinggi Negara Indonesia, Bintang Mahaputra (Adipradana), pada 10
November 1973. Ayahnya, Petrus, yang berusia 80 tahun pada saat itu, menerima
penghargaan tersebut.
Bandara Wolter
Monginsidi di Kendari, Sulawesi Tenggara
dinamakan sebagai penghargaan kepada Monginsidi, seperti kapal Angkatan Darat
Indonesia, KRI Wolter Monginsidi.
8. Ignatius Slamet Rijadi (1927-1950)
Ignatius Slamet Rijadi |
Pada suatu
peristiwa saat akan diadakannya peralihan kekuasaan di Solo oleh Jepang yang dipimpin oleh Sutjokan (Walikota) Watanabe yang
merencanakan untuk mengembalikan kekuasaan sipil kepada kedua kerajaan yang
berkedudukan di Surakarta, yaitu Kasunanan dan Praja
Mangkunagaran, akan
tetapi rakyat tidak puas. Para pemuda telah bertekad untuk mengadakan perebutan
senjata dari tangan Jepang, maka rakyat mengutus Muljadi Djojomartono dan dikawal oleh pemuda Suadi untuk melakukan
perundingan di markas Kempeitai (polisi militer Jepang) yang dijaga ketat. Tetapi
sebelum utusan tersebut tiba di markas, seorang pemuda sudah berhasil menerobos
kedalam markas dengan meloncati tembok dan membongkar atap markas Kempeitai,
tercenganglah pihak Jepang, pemuda itu bernama Slamet Rijadi.
Brigadir Jenderal TNI Anumerta Ignatius Slamet Rijadi (EYD: Riyadi) lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 26 Juli 1927. Ia
anak dari Idris Prawiropralebdo,
seorang perwira anggota legiun Kasunanan
Surakarta. Ia sangat
menonjol dalam kecakapan
dan keberaniannya, terutama setelah Jepang bertekuk lutut dan kemerdekaan Indonesia
diproklamasikan. Ia merupakan pencetus pasukan khusus TNI yang dikemudian hari
dikenal dengan nama Kopassus.
Pada tahun
1940, ia menyelesaikan pendidikan di HIS, ke Mulo Afd. B dan kemudian dilanjutkan ke Pendidikan Sekolah Pelayaran Tinggi,
dan memperoleh ijasah navigasi laut dengan peringkat pertama dan mengikuti
kursus tambahan dengan menjadi navigator pada kapal kayu yang berlayar antar
pulau Nusantara.
Slamet Riyadi merupakan pengantin baru, istrinya Ny. Soerachmi bagian
kesehatan TNI-AD, baru saja dinikahi saat cuti operasi menumpas RMS.
Sayangnya pada saat operasi tersebut ia meninggal akibat tembakan pasukan
payung KNIL (salah satu pasukan RMS) di benteng Victoria, Ambon, pada saat
merebutnya.
Ada 2 versi tertembaknya:
- : Satu tembakan sniper selanjutnya Slamet Riyadi diseret ajudannya dan naik jip dilanjutkan sampan ke KRI yang menjadi klinik.
- : Diberondong senapan mesin, selanjutnya 1 panser mengevakuasi ke sampan dan dibawa ke KRI yang menjadi klinik.
Saat sampai di KRI, Slamet Riyadi masih hidup tapi tidak sadar dan dalam
kondisi kritis. Beliau meninggal pada 4 November 1950, di Ambon, Maluku (pada umur 23
tahun).
9.
Pierre Andreas Tendean (1939-1965)
Pierre Andreas Tendean |
Lettu.
Pierre Andreas Tendean lahir di Jakarta, 21 Februari 1939. Ia adalah salah seorang korban pada peristiwa Gerakan 30 September dan merupakan pahlawan nasional Indonesia. Beliau adalah ajudan dari Jenderal Besar DR. Abdul Harris Nasution (Menko Hankam/Kepala Staf ABRI)
pada era Soekarno.
Abdul Harris Nasution lolos dari peristiwa
penculikan tetapi anaknya, Ade Irma Suryani Nasution tewas tertembus peluru. Pierre Tendean
sendiri ditangkap oleh segerombolan penculik dan dibunuh di Lubang Buaya. Ia diculik karena dikira adalah Jenderal Besar DR. A.H. Nasution. Lettu.
Pierre Andreas Tendean meninggal di Jakarta, 1 Oktober 1965 (pada umur 26 tahun). Beliau dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.
pahlawan perkasa yang masih muda perlu di kenang jasa2nya..
BalasHapuspahlawan perkasa yang masih muda perlu di kenang jasa2nya..
BalasHapus1 lagi yg paling muda adalah daan mogot neninggal usia 17thn, pendiri akademi militer tangerang..pahlawan ABG
BalasHapus1 lagi yg paling muda adalah daan mogot neninggal usia 17thn, pendiri akademi militer tangerang..pahlawan ABG
BalasHapus