23 Mei 2012

Agar Televisi Menjadi Sahabat Anak Anda


Anak zaman sekarang pasti akrab dengan televisi. Bagaimana tidak, kurangnya arena bermain yang ramah bagi lingkungan membuat buah hati enggan untuk bermain. Anda mungkin sebagai orangtua juga terkadang cemas saat anak Anda bermain. Hal ini membuat satu-satunya hiburan adalah dengan menonton televisi.

Menurut sebuah sumber, rata-rata sejumlah menonton televisi adalah 30-35 jam per minggu. Angka ini dapat dikatakan cukup tinggi. Dampaknya terkadang tidak selalu buruk, anak-anak pun bisa belajar dari tayangan yang memang cocok untuk ditonton oleh anak-anak. Sayangnya, tayangan di televisi tidak semuanya diperutuhkan bagi anak-anak.

Menurut Direktur Parenting and Family Support Center di University of Queensland, Australia, Prof. Matt Sanders, untuk anak di usia 7-11 tahun, minimal menonton televisi adalah 21 jam dalam seminggu atau 3 jam sehari. Sementara itu, untuk anak usia 12 tahun, dia menyarankan maksimal 1 jam sehari dan sedikit lebih lama pada akhir pekan.

Tentunya hal ini tidak mudah diterapkan di Indonesia. Anak-anak Indonesia tidak memiliki tayangan berkualitas yang benar-benar cocok. Beberapa terobosan untuk tayangan anak-anak memang sudah dihasilkan, tetapi porsinya masih belum mencukupi. 

Mau tidak mau Anda sebagai orangtua tidak bisa tinggal diam. Sanders menyarankan perlunya pengaturan menonton program televisi bagi sang buah hati. Usahakan selalu luangkan waktu untuk mendampingi anak Anda saat ia menonton televisi, sembari menerangkan hal-hal baik kepadanya. Selain itu, Anda bisa melihat bakat dan potensi anak Anda dari setiap tayangan yang diinginkanny, atau komentar-komentarnya mengenai tayangan di televisi.

Coba untuk selalu menerangkan makna dan pesan yang terkandung dari setiap tayangan televisi. Selalu terangkan bahwa kehidupan nyata berbeda dengan yang ada di dalam siaran televisi. Tetapi bila Anda tidak mempunyai waktu untuk mendampingi sang anak, mungkin karena Anda bekerja,tanyakanlah apa yang sudah ditontonnya dan biarkan sang anak bercerita. Selain melatih kejujuran, anak juga dilatih untuk terbuka dengan orangtua.

Bukan hanya pendampingan, penempatan televisi di kamar anak juga patut dipertimbangkan. Taruh saja di ruang keluarga agar tontonannya bisa dipantau. Bukan hanya itu, batasi waktunya agar tidak terlalu lama menonton televisi dan menggangu jadwal belajar serta bermainnya.

Tayangan televisi berbahaya bukan saja pada tayangan film. Iklan juga terkadang bisa memberikan pengaruh buruk seperti sifat konsumtif. Apabila sang anak mulai merengek minta sesuatu yang diiklankan, sebaiknya mulai jelaskan keadaan yang sebenarnya. 

Cobalah untuk menyampaikan pikiran Anda apabila ada siaran atau iklan yang tidak pantas tersebut melalui media massa atau langsung ke produsen produk tersebut.

Bila Anda menggunakan televisi berbayar, tentunya akan mudah mengatur jadwal menonton televisi sang anak. Anda juga dapat menggunakan parental control agar sang anak tidak bisa melihat tontonan yang tidak sesuai dengan umurnya. Anda juga bisa memilih beberapa tayangan yang memang cocok dengan umur anak Anda. Menediakan DVD yang sesuai dengan umur anak Anda bisa menjadi alternatif solusi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar