Fenomena pamer aurat di depan
webcam semakin marak saja. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang
semakin pesat dan dekat ke masyarakat. Ada apakah gerangan?
Bila dulu kaum pria dan wanita
khususnya yang merupakan bagian dari masyarakat suku pedalaman dalam
kesehariannya berpakaian ala kadarnya, hal itu dapat dimengerti karena
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tradisi dari budaya mereka. Lihat
saja para pria dan wanita suku pedalaman yang tinggal di pelosok Papua. Namun
yang dimaksud dengan pria dan wanita disini berbeda, bukan suku pedalaman yang
dimaksud. Tapi pria dan wanita beragam usia, mulai dari remaja sampai paruh
baya yang memiliki hobi pamer aurat
didepan kamera atau webcam terhadap lawan jenisnya.
Biasanya hal ini mereka lakukan
pada saat kegiatan obrolan di dunia maya (chatting).
Kondisi ruangan yang tertutup dan sepi menjadi tempat yang tepat untuk
melakukan prosesi pamer aurat ini. Awalnya hanya sekedar untuk saling menyapa, baik
itu orang sudah dikenal atau yang sama sekali tidak dikenal melalui kamera yang
terkoneksi dengan jaringan internet pada saat mereka melakukan chatting.
Biasanya saat baru terkoneksi,
mereka mengawalinya dengan saling bertanya untuk mengetahui berbagai hal, seperti
latar belakang, kesukaan, kebiasaan, aktivitas sehari-hari dan sebagainya.
Setelah munculnya kenyamanan, hal inilah yang biasanya menjadi faktor pemicu
yang dapat mengalirkan pembicaraan ke arah yang “khusus” dengan kosa kata yang
tak pantas pula.
Seperti layaknya wanita pada
umumnya, sang wanita akan lebih menahan diri, dan membiarkan sang pria (lawan chatting) untuk memulai obrolan yang
menjurus ke arah yang “khusus” tersebut terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan
untuk memancing lawan chatting. Bila
si pria agresif, maka dengan senang hati si wanita tersebut akan menanggapinya.
Selanjutnya yang terjadi adalah,
kedua insan yang beda jenis tersebut akan akan saling memamerkan auratnya
masing-masing hingga keduanya mencapai klimaks. Maka dengan demikian selesailah
”persetubuhan” di dunia maya ini.
Namun tak selamanya hubungan aneh
tersebut akan berlanjut. Justru kebalikannya, mereka akan selalu menghindar
untuk melakukan kopi darat (biasanya oleh sang wanita).
Bila di telisik, faktor apa yang
menyebabkan terjadinya fenomena pamer
aurat di depan webcam?
Jawabanya pasti beragam. Sebab
satu sama lainnya memiliki motivasi yang berbeda-beda. Namun setidaknya ada
beberapa faktor yang dapat dirangkum apa saja motivasi yang melandasi perbuatan
tersebut.
1. Sensasional
Sensasional. Mungkin inilah salah
satu penyebab fenomena pamer aurat tersebut. Perasaan sensasional memang aneh.
Suatu yang tak dapat dirasakan pada saat yang biasa, tapi baru akan terasa bila
dalam kondisi yang tak biasa.
Coba bayangkan anda membahas
tentang hal yang berbau porno/vulgar terhadap lawan jenis anda secara tatap
muka. Tentu hal ini sangat tidak biasa apabila melihat adat masyarakat timur.
Salah satunya Indonesia.
Namun jika hal tersebut dilakukan
di dunia maya, dengan lawan jenis yang tidak diketahui sebelumnya. Hal tersebut
akan menjadi sesuatu yang lain atau merupakan sesuatu yang sensasional. Seperti
ada “getaran-getaran aneh” yang berujung pada ketagihan.
2. Masalah Kejiwaan
Penyebab lain adalah masalah
kejiwaan terutama yang berhubungan dengan seks. Di dalam ilmu Psikologi, ada
beberapa kelainan seks yang berhubungan dengan pamer aurat, seperti:
- Exhibitionis
Exhibitionis
adalah perasaan puas yang timbul dengan cara memamerkan organ seksualnya di
depan umum atau melakukan kegiatan seksual di muka umum.
- Autagonistophilia
Autagonistophilia
adalah orang yang juga suka memamerkan auratnya, namun sedikit berbeda dengan
Exhibitionis yang memamerkannya dengan terang-terangan. Autagonistophilia ini
lebih suka dengan cara “memancing” dengan cara membuka peluang, sehingga
memudahkan orang lain untuk melihat auratnya. Misalnya, membiarkan jendela
terbuka sambil berjalan-jalan di dalam rumah tanpa busana.
- Flashing
Flashing juga
adalah orang yang suka memamerkan auratnya di depan umum. Mirip dengan
Exhibitionis dan Autagonistophilia, namun hanya diperlihatkan secara sekilas
(flash).
3. Libido tak tersalurkan
Hal ini disebabkan juga karena
tidak tersalurkannya hasrat seksual (libido) mereka. Ini tidak hanya terjadi
pada pria dan wanita yang masih lajang atau belum menikah atau bagi remaja yang
baru saja mengalami masa puber yang sedang mengalami masa-masa asyik untuk
mencoba hal-hal yang baru, menantang dan berbeda. Tapi bisa juga bagi mereka
yang sudah berumah tangga, memiliki hasrat seks yang kuat (hipersex) dan sedang
kesepian atau ditinggal pasangan. Atau bisa juga mereka yang berstatus duda/
janda namun masih dalam kategori produktif secara seksual.
4. Having Fun yang aman
Having fun yang aman merupakan
salah satu alasan maraknya kegiatan pamer aurat ini dilakukan di dunia maya.
Dengan berhubungan secara online,
maka pelakunya tak perlu saling bertemu. Tak perlu ada kelanjutan,
pertanggungjawaban, dan tentunya tak perlu melibatkan perasaan.
Having fun.
Ketika klimak urusan selesai.
Bandingkan dengan aktivitas seks secara
langsung dengan pasangan. Bagi mereka, pola seks seperti itu justru dianggap tidak
praktis dan tidak bisa melakukan hal-hal yang lebih “mendalam”. Tak heran bila
akhirnya banyak orang yang memilih having fun di dunia maya, karena dirasakan
aman dan bisa melakukan sesuatu yang “lebih”.
5.
Salah pergaulan, banyaknya waktu senggang, dan pemanfaatan teknologi yang salah
Kurangnya perhatian orangtua
terutama dikalangan remaja menyebabkan banyaknya remaja mencoba mencari perhatian
di luar rumah. Dan sudah pasti para remaja ini dalam pergaulannya tidak
memiliki filter yang kuat.
Munculnya teknologi baru tidak
dibarengi dengan pemahaman akan fungsi sesunggunya dari produk teknologi
tersebut. Ini juga ditambah dengan waktu luang yang banyak dikalangan remaja
yang pada umunya tidak dibebani dengan masalah ekonomi (dalam artian bekerja
mencari nafkah), sehingga waktu tersebut banyak dihabiskan untuk “berselancar”
di dunia maya.
7. Kualitas iman masing-masing individu
Tak perlu di pejelas lagi. Setiap
ajaran agama pasti melarang perbuatan maksiat terhadap lawan jenis di luar
nikah.
Fenomena ini tentu sangat
berbahaya, bukan hanya dari segi individu saja. Namun perbuatan seperti ini
dapat merusak kualitas generasi muda dimasa mendatang. Selain itu, fenomena
pamer aurat di depan webcam tidak hanya dilakukan oleh individu, layanan seks
secara online kini sudah menjadi ladang bisnis yang menguntungkan bagi pihak-pihak
yang tak bertanggung jawab dengan sasaran terbesar adalah para remaja.
Sumber : www.AnneAhira.com (dengan perubahan seperlunya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar