25 Mei 2012

Fenomena pamer aurat di depan Webcam


Fenomena pamer aurat di depan webcam semakin marak saja. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang semakin pesat dan dekat ke masyarakat. Ada apakah gerangan?

Bila dulu kaum pria dan wanita khususnya yang merupakan bagian dari masyarakat suku pedalaman dalam kesehariannya berpakaian ala kadarnya, hal itu dapat dimengerti karena merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tradisi dari budaya mereka. Lihat saja para pria dan wanita suku pedalaman yang tinggal di pelosok Papua. Namun yang dimaksud dengan pria dan wanita  disini berbeda, bukan suku pedalaman yang dimaksud. Tapi pria dan wanita beragam usia, mulai dari remaja sampai paruh baya yang memiliki hobi pamer aurat didepan kamera atau webcam terhadap lawan jenisnya.

Biasanya hal ini mereka lakukan pada saat kegiatan obrolan di dunia maya (chatting). Kondisi ruangan yang tertutup dan sepi menjadi tempat yang tepat untuk melakukan prosesi pamer aurat ini. Awalnya hanya sekedar untuk saling menyapa, baik itu orang sudah dikenal atau yang sama sekali tidak dikenal melalui kamera yang terkoneksi dengan jaringan internet pada saat mereka melakukan chatting.

Biasanya saat baru terkoneksi, mereka mengawalinya dengan saling bertanya untuk mengetahui berbagai hal, seperti latar belakang, kesukaan, kebiasaan, aktivitas sehari-hari dan sebagainya. Setelah munculnya kenyamanan, hal inilah yang biasanya menjadi faktor pemicu yang dapat mengalirkan pembicaraan ke arah yang “khusus” dengan kosa kata yang tak pantas pula.

Seperti layaknya wanita pada umumnya, sang wanita akan lebih menahan diri, dan membiarkan sang pria (lawan chatting) untuk memulai obrolan yang menjurus ke arah yang “khusus” tersebut terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk memancing lawan chatting. Bila si pria agresif, maka dengan senang hati si wanita tersebut akan menanggapinya.

Selanjutnya yang terjadi adalah, kedua insan yang beda jenis tersebut akan akan saling memamerkan auratnya masing-masing hingga keduanya mencapai klimaks. Maka dengan demikian selesailah ”persetubuhan” di dunia maya ini.

Namun tak selamanya hubungan aneh tersebut akan berlanjut. Justru kebalikannya, mereka akan selalu menghindar untuk melakukan kopi darat (biasanya oleh sang wanita).

Bila di telisik, faktor apa yang menyebabkan terjadinya  fenomena pamer aurat di depan webcam?

Jawabanya pasti beragam. Sebab satu sama lainnya memiliki motivasi yang berbeda-beda. Namun setidaknya ada beberapa faktor yang dapat dirangkum apa saja motivasi yang melandasi perbuatan tersebut.


1. Sensasional

Sensasional. Mungkin inilah salah satu penyebab fenomena pamer aurat tersebut. Perasaan sensasional memang aneh. Suatu yang tak dapat dirasakan pada saat yang biasa, tapi baru akan terasa bila dalam kondisi yang tak biasa. 

Coba bayangkan anda membahas tentang hal yang berbau porno/vulgar terhadap lawan jenis anda secara tatap muka. Tentu hal ini sangat tidak biasa apabila melihat adat masyarakat timur. Salah satunya Indonesia.
Namun jika hal tersebut dilakukan di dunia maya, dengan lawan jenis yang tidak diketahui sebelumnya. Hal tersebut akan menjadi sesuatu yang lain atau merupakan sesuatu yang sensasional. Seperti ada “getaran-getaran aneh” yang berujung pada ketagihan.

2. Masalah Kejiwaan

Penyebab lain adalah masalah kejiwaan terutama yang berhubungan dengan seks. Di dalam ilmu Psikologi, ada beberapa kelainan seks yang berhubungan dengan pamer aurat, seperti:

  • Exhibitionis
Exhibitionis adalah perasaan puas yang timbul dengan cara memamerkan organ seksualnya di depan umum atau melakukan kegiatan seksual di muka umum.

  • Autagonistophilia
Autagonistophilia adalah orang yang juga suka memamerkan auratnya, namun sedikit berbeda dengan Exhibitionis yang memamerkannya dengan terang-terangan. Autagonistophilia ini lebih suka dengan cara “memancing” dengan cara membuka peluang, sehingga memudahkan orang lain untuk melihat auratnya. Misalnya, membiarkan jendela terbuka sambil berjalan-jalan di dalam rumah tanpa busana.

  • Flashing
Flashing juga adalah orang yang suka memamerkan auratnya di depan umum. Mirip dengan Exhibitionis dan Autagonistophilia, namun hanya diperlihatkan secara sekilas (flash).


3. Libido tak tersalurkan

Hal ini disebabkan juga karena tidak tersalurkannya hasrat seksual (libido) mereka. Ini tidak hanya terjadi pada pria dan wanita yang masih lajang atau belum menikah atau bagi remaja yang baru saja mengalami masa puber yang sedang mengalami masa-masa asyik untuk mencoba hal-hal yang baru, menantang dan berbeda. Tapi bisa juga bagi mereka yang sudah berumah tangga, memiliki hasrat seks yang kuat (hipersex) dan sedang kesepian atau ditinggal pasangan. Atau bisa juga mereka yang berstatus duda/ janda namun masih dalam kategori produktif secara seksual.


4. Having Fun yang aman

Having fun yang aman merupakan salah satu alasan maraknya kegiatan pamer aurat ini dilakukan di dunia maya. Dengan berhubungan secara online, maka pelakunya tak perlu saling bertemu. Tak perlu ada kelanjutan, pertanggungjawaban, dan tentunya tak perlu melibatkan perasaan.

Having fun. 

Ketika klimak urusan selesai.

Bandingkan dengan aktivitas seks secara langsung dengan pasangan. Bagi mereka, pola seks seperti itu justru dianggap tidak praktis dan tidak bisa melakukan hal-hal yang lebih “mendalam”. Tak heran bila akhirnya banyak orang yang memilih having fun di dunia maya, karena dirasakan aman dan bisa melakukan sesuatu yang “lebih”.


 5. Salah pergaulan, banyaknya waktu senggang, dan pemanfaatan teknologi yang salah

Kurangnya perhatian orangtua terutama dikalangan remaja menyebabkan banyaknya remaja mencoba mencari perhatian di luar rumah. Dan sudah pasti para remaja ini dalam pergaulannya tidak memiliki filter yang kuat. 

Munculnya teknologi baru tidak dibarengi dengan pemahaman akan fungsi sesunggunya dari produk teknologi tersebut. Ini juga ditambah dengan waktu luang yang banyak dikalangan remaja yang pada umunya tidak dibebani dengan masalah ekonomi (dalam artian bekerja mencari nafkah), sehingga waktu tersebut banyak dihabiskan untuk “berselancar” di dunia maya.


7. Kualitas iman masing-masing individu

Tak perlu di pejelas lagi. Setiap ajaran agama pasti melarang perbuatan maksiat terhadap lawan jenis di luar nikah.

Fenomena ini tentu sangat berbahaya, bukan hanya dari segi individu saja. Namun perbuatan seperti ini dapat merusak kualitas generasi muda dimasa mendatang. Selain itu, fenomena pamer aurat di depan webcam tidak hanya dilakukan oleh individu, layanan seks secara online kini sudah menjadi ladang bisnis yang menguntungkan bagi pihak-pihak yang tak bertanggung jawab dengan sasaran terbesar adalah para remaja.

Sumber : www.AnneAhira.com (dengan perubahan seperlunya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar