09 April 2012

Yang Perlu Anda Ketahui tentang Musik


image: http://www.momfinds.com
Anda mungkin pernah mendengar bahwa musik klasik dapat merangsang perkembangan otak janin. Pertanyaannya, mengapa harus musik klasik? Apakah jenis musik lain tak boleh?

Bicara tentang musik klasik, salah satu nama  yang paling menarik perhatian adalah Wolfgang Amadeus Mozar, composer satu ini memang sukses melahirkan karya-karya musik klasik yang indah. Tak heran jika karya-karyanya banyak disarankan para ahli untuk didengarkan kepada janin. Tentu tak hanya karya Mozart, karya musik composer lain seperti Ludwing van Beethoven atau Johann Sebastian Bach layak juga dinikmati.

Pengaruh musik pada janin

Menurut dr. Alfred Tomatis, psikolog dan pakar pendidikan Perancis dalam buku Kehebatan Musik Untuk Mengasah Kecerdasan Anak (KMUMKA) karya Imam Musbikin, suara ibu dan musik klasik dapat merangsang otak pada janin sehingga menimbulkan gerakan motorik tertentu pada janin dan bayi yang baru lahir.

Berdasarkan penelitian tersebut, anda patut bersyukur jika termasuk ibu yang suka mengajak berbicara sang janin. Ya, interaksi antara ibu dengan janin dapat memberikan reaksi positif bagi perkembangan otak. Apalagi jika ibu juga hobi mendengarkan musik klasik.

Dasar-dasar irama yang menyerupai ritme denyut nadi manusia, menjadi salah satu alasan mengapa banyak ahli menyarankan agar janin mendengarkan musik klasik. Namun, bukan hanya musik klasik yang dapat digunakan, semua musik berirama tenang dengan alunan lembut pun dapat bermanfaat bagi janin, bayi, dan anak-anak.

Sementara itu, sebuh penelitian menunjukkan bahwa seorang ibu hamil yang bekerja ditempat bising cenderung memiliki anak yang hiperaktif. Melihat fakta tersebut, musik berirama keras atau kasar pun bisa jadi akan memengaruhi perkembangan janin nantinya.

Tak heran jika ketika ibu sedang mengandung, ibu begitu menjaga prilaku, tutur dan ucapannya. Bahkan tak jarang, ketika dilingkungannya ada yang membawa pengaruh negative, secara reflex ibu langsung mengusap-usap perut sembari membisiki dan menenangkan sang janin.

Lalu, setelah anak lahir, apakah pemberian metode musik ini sudah selesai? Tidak juga. Sebab musik dapat mengarah pola prilaku dan perkembangan anak bahkan Anda sendiri.

“Suara ibu dan musik klasik dapat merangsang otak pada janin, sehingga menimbulkan gerakan motorik tertentu pada janin dan bayi yang baru lahir”

Bagi Anak

Image: http://life123.com
Mengutip buku KMUMKA, beberapa penelitian mengungkapkan tak hanya mengefektifkan otak, musik pun dapat mempertajam pendengaran. Tak heran jika anak yang terbiasa mendengarkan musik akan memiliki  kepekaan pendengaran yang maksimal.

Untuk memaksimalkan seluruh potensi anak, usia ideal mulai belajar musik adalah antara 3-6 tahun. Usia ini merupakan masa terbaik dalam perkembangan pendengaran.setelah itu usia 8-9 tahun juga patut diperhatikan. Pada usia ini, otak kanan dan kiri akan terhubung dan mengalami penebalan pada penghubung otak kanan dan kiri. Jadi pendidikan musik yang diberikan sebelum usia 8 tahun, dapat berpotensi meningkatkan kecerdasan anak.

Untung saja kini di Indonesia memiliki berbagai macam temat kursus musik seperti Yamaha Music School dengan metode Timely Education-nya. Melalui metode ini anak akan diberi pengetahuan musik sesuai dengan perkembangan usia dan karakternya.

Selain melatih otak, pendengaran, dan emosi, kursus musik dapat meningkatkan kemampuan bersosialisasi. Sebab dalam sebuah kursus musik, biasanya anak akan belajar musik secara bersama-sama (ansambel). Metode ini sangat berguna untuk menanamkan arti penting kerjasama sejak dini.  

Bagi Orangtua

Dalam buku KMUMKA, sebuah penelitian mengungkapakan bahwa beberapa jenis musik memeiliki pengaruhnya masing-masing. Sebut saja musik Jazz. Musik ini dapat dipercaya meningkatkan mood ketika sedang belajar.

Sementara menurut penelitian dr.Leigh Riby dan George Caldwell, musik berirama menghentak seperti musik rock dapat meningkatkan produktivitas ketika sedang bekerja. Irama yang dhasilkan dari jenis musik ini dipercaya akan meningkatkan gairah tersendiri di otak.

Lain lagi dengan musik klasik. Terlepas dari pro dan kontra manfaat musik klasik, beberapa penelitian menunjukkan bahwa musik klasik karya Mozart dapat bermanfaat dalam bidang kesehatan.

Selain itu, musik pun dapat menjadi sarana penyalur stres. Salah satu penelitian di Jepang mengungkapkan ibu-ibu senang menggebuk drum untuk meluapkan rasa stresnya.tak hanya drum, gitar pun menjadi alat musik favorit pengusir stres. Ya, Anda mungkin termasuk salah satu orang yang terbiasa meluapkan stress melalui petikan gitar.

Meliihat paparan di atas, musik memang akan selalu menyertai segala kehidupan. Sekarang tinggal bagaimana caranya Anda memilah musik terbaik bagi anak, diri sendiri, dan orang lain tentunya. Salam musik. 

Sumber : Kompas, 9 Maret 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar