14 April 2012

Tak Hanya Bunglon yang berubah warna


Image : http://photoku-photokita.blogspot.com
Kita mengenal binatang bunglon (Bronchola Jubata) sebagai hewan yang dapat mengubah warna tubuh sesuai dengan warna lingkungannya. Pengubahan warna tubuh ini dimaksukan sebagai kamuflase  atau penyamaran. Ternyata, bunglon bukanlah satu-satunya hewan yang bisa berkamuflse. Ada beberapa hewan lain yang ternyata bisa melakukannya. Apa saja hewan-hewan tersebut?





KATAK POHON

Image : http://aquaesfera.org
Katak Pohon (Rhacophorus Reinwardtii) mengubah warna kulitnya  untuk menyamarkan diri. Saat bertenger dipermukaan daun hijau, katak pohon akan mengubah warna kulitnya menjadi hijau. Saat katak berada di antara daun-daun coklat, kulit katak pohon pun berubah menjadi warna coklat berbintik-bintik.

Penyamaran warna ini berguna untuk melindungi katak dari musuh. Selain itu penyamaran warna ini dimaksud agar binatang buruannya tak menyadari kehadiran katak sehingga tak sempat menghindar.
Suhu panas dan suhu dingin mendorong katak pohon berubah warna. Jika udara panas, warna kulit katak pohon menjadi cerah. Warna cerah ini memantulkan sinar matahari sehingga tubuh katak menjadi dingin. Sebaliknya jika udara dingin dan basah, kulit katak berubah menjadi gelap agar bisa menyerap panas.

Katak pohon  dapat mengubah warna kulit karena memiliki sel penghasil warna atau kromatofora di kulit bagian dalamnya. Kromatofora pada katak terdiri dari xantofor yang berisi zat warna kuning dan merah, indofor yang berisi keping darah Kristal., dan melanofor yang berisi zat warna hitam dan coklat. Otak katak mengatur semua perubahan warn kulit agar sesuai situasi dan kondisi.

GURITA

Image : http://www.flickriver.com
Warna dasar gurita (Octopus Vulgaris) adalah abu-abu muda atau putih. Namun, dalam kondisi tertentu, gurita akan mengubah warna tubuhnya. Misalnya ketika berkomunikasi, saat memperingatkan gurita lain ada musuh, atau ketika menyamarkan diri dari musuh.

Gurita memerlukan waktu kurang dari semenit untuk mengubah warna kultnya, lebih cepat dari bunglon. Gurita dapat berkamuflase karena memiliki kromatofora kuning, oranye, merah, coklat, atau hitam.

Sebagian besar gurita memiliki tiga macam kromatofora. Hanya sebagian kecil gurita yang memiliki dua atau empat macam kromotofora. Selain itu, gurita juga memiliki keeping darah Kristal yang disebut sel indofor dan zat warna putih yang disebut sel leucofor.

Gurita termasuk hewann cephalopoda. Umumnya, hewan cephalopoda dapat mengubah warna tubuhnya. Selain gurita, hewan cephalopoda lainnya yang dapat berkamuflase adalah sotong dan cumi-cumi.


KELINCI SEPATU SALJU

Image : http://animals.nationalgeographic.com
Kelinci sepatu salju (Lepus Arcitus) hidup di daerah Arktik, Kutub Utara. Kelinci sepatu salju mengubah warna buluya dengan cara berganti warna, cara yang berbeda dengan katak pohon dan gurita.

Warna bulu kelinci sepatu salju berubah menjadi putih pada musim dingin. Sementara pada musim panas, bulu kelinci sepatu salju kembali kecoklatan.

Perubahan warna bulu ini dipicu oleh ekuinoks perubahan cuaca saat musim semi dan musim gugur di Kutub Utara.

Ekuiniks adalah sebutan di mana siang dan malam sama panjangnya. Ekuinoks terjadi dua hari dalam setahun. Ekuinoks diperkirakan terjadi tanggal 21 Maret dan 23 September.

Banyak Hewan Artik lainnya yang berkamuflase dengan cara berganti bulu seperti kelinci sepatu salju, diantaranya adalah cerpelai, karibu, belibis, dan serigala kutub.

Sumber: Karnia Gho (Penulis Lepas, Tinggal di Yongyakarta)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar