Image : http://photoku-photokita.blogspot.com |
Kita mengenal binatang bunglon (Bronchola Jubata) sebagai hewan yang
dapat mengubah warna tubuh sesuai dengan warna lingkungannya. Pengubahan warna
tubuh ini dimaksukan sebagai kamuflase
atau penyamaran. Ternyata, bunglon bukanlah satu-satunya hewan yang bisa
berkamuflse. Ada beberapa hewan lain yang ternyata bisa melakukannya. Apa saja
hewan-hewan tersebut?
KATAK POHON
Image : http://aquaesfera.org |
Katak Pohon (Rhacophorus Reinwardtii) mengubah warna kulitnya untuk menyamarkan diri. Saat bertenger
dipermukaan daun hijau, katak pohon akan mengubah warna kulitnya menjadi hijau.
Saat katak berada di antara daun-daun coklat, kulit katak pohon pun berubah menjadi
warna coklat berbintik-bintik.
Penyamaran warna ini berguna untuk
melindungi katak dari musuh. Selain itu penyamaran warna ini dimaksud agar
binatang buruannya tak menyadari kehadiran katak sehingga tak sempat
menghindar.
Suhu panas dan suhu dingin
mendorong katak pohon berubah warna. Jika udara panas, warna kulit katak pohon
menjadi cerah. Warna cerah ini memantulkan sinar matahari sehingga tubuh katak
menjadi dingin. Sebaliknya jika udara dingin dan basah, kulit katak berubah
menjadi gelap agar bisa menyerap panas.
Katak pohon dapat mengubah warna kulit karena memiliki
sel penghasil warna atau kromatofora di kulit bagian dalamnya. Kromatofora pada
katak terdiri dari xantofor yang berisi zat warna kuning dan merah, indofor
yang berisi keping darah Kristal., dan melanofor yang berisi zat warna hitam
dan coklat. Otak katak mengatur semua perubahan warn kulit agar sesuai situasi
dan kondisi.
GURITA
Image : http://www.flickriver.com |
Warna dasar gurita (Octopus Vulgaris) adalah abu-abu muda
atau putih. Namun, dalam kondisi tertentu, gurita akan mengubah warna tubuhnya.
Misalnya ketika berkomunikasi, saat memperingatkan gurita lain ada musuh, atau
ketika menyamarkan diri dari musuh.
Gurita memerlukan waktu kurang
dari semenit untuk mengubah warna kultnya, lebih cepat dari bunglon. Gurita
dapat berkamuflase karena memiliki kromatofora kuning, oranye, merah, coklat,
atau hitam.
Sebagian besar gurita memiliki
tiga macam kromatofora. Hanya sebagian kecil gurita yang memiliki dua atau
empat macam kromotofora. Selain itu, gurita juga memiliki keeping darah Kristal
yang disebut sel indofor dan zat warna putih yang disebut sel leucofor.
Gurita termasuk hewann cephalopoda. Umumnya, hewan cephalopoda dapat mengubah warna
tubuhnya. Selain gurita, hewan cephalopoda
lainnya yang dapat berkamuflase adalah sotong dan cumi-cumi.
KELINCI SEPATU SALJU
Image : http://animals.nationalgeographic.com |
Kelinci sepatu salju (Lepus Arcitus) hidup di daerah Arktik,
Kutub Utara. Kelinci sepatu salju mengubah warna buluya dengan cara berganti
warna, cara yang berbeda dengan katak pohon dan gurita.
Warna bulu kelinci sepatu salju
berubah menjadi putih pada musim dingin. Sementara pada musim panas, bulu
kelinci sepatu salju kembali kecoklatan.
Perubahan warna bulu ini dipicu
oleh ekuinoks perubahan cuaca saat musim semi dan musim gugur di Kutub Utara.
Ekuiniks adalah sebutan di mana
siang dan malam sama panjangnya. Ekuinoks terjadi dua hari dalam setahun.
Ekuinoks diperkirakan terjadi tanggal 21 Maret dan 23 September.
Banyak Hewan Artik lainnya yang
berkamuflase dengan cara berganti bulu seperti kelinci sepatu salju,
diantaranya adalah cerpelai, karibu, belibis, dan serigala kutub.
Sumber: Karnia Gho (Penulis Lepas,
Tinggal di Yongyakarta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar