Selama ini, Papua seringkali dianggap
sebagai salah satu daerah di Indonesia yang terpencil dan kurang berkembang.
Namun, jika ditilik lebih dalam, papua memiliki perjalanan sejarah peradaban
yang cukup panjang. Misalnya dari jejak arkeologi dari jaman prasejarah hingga
peninggalan pada era kolonial Belanda.
Situs purbakala tertua di Papua
terbukti berusia antara 40.000-30.000 SM. Situs ini berupa gua dengan hiasan
dinding-dinding yang dihiasi dengan lukisan, fosil moluska, atau cangkang
kerang. Situs ini banyak ditemukan di Kabupaten Biak. Sementara, sisa-sisa
peninggalan penjajahan Belanda antara lain dapat ditemukan di Jayapura.
Diantaranya adalah Situs Asei Pulau, eSitus Hirokomb, dan Situs Ifar Gunung.
Situs Gua-gua Biak (40.000-30.000 SM) |
Situs Lukisan di Tepi Pantai Raja Ampat |
Situs Tutari, di Jayapura (Periode Megalitikum |
Lain lagi dengan daerah Sorong.
Kota ini dikenal dengan Heritage
Nederlands Neuw Guinea Maschcapeij (NNGPM) atau kota yang penuh dengan
sisa-sisa peninggalan bersejarah bekas perusahaan minyak Belanda. Adapun
peninggalan bersejarah tersebut adalah pelabuhan ekspor minyak bumi, tangki
penampungan minyak, bekas sekolah teknik atau Voc School, dan bekas tempat tinggal para pekerja.
Sorong memang dikenal sebagai
kota yang memiliki sumber daya minyak bumi yang sangat kaya sejak zaman
kolonial Belanda. Kota ini semula bernama Soren. Namun, sebutan Soren
dilafalkan oleh para misionaris Eropa, Masyarakat Maluku, pedagang Tionghoa,
dan Sanger Talaud sebagai Sorong.
JEJAK PENYEBARAN AGAMA
Papua memang identik dengan
masyarakat yang mayoritas menganut agama Kristen atau Katholik. Pulau Mansinam
adalah salah satu lokasi yang menjadi titik penyebaran keyakinan kristiani di
Papua. Di pula ini jugalah gereja pertama di Papua didirikan, yaitu Gereja
Pengharapan atau Krek der Hopen.
Jika mendatangi Pulau Mansinam,
Anda bisa menyaksikan banguan yang didirikan pada Tahun 1864 ini masih
terpelihara hingga kini. Konon, keyakinan kristiani disebarkan oleh penyebar
injil dari Jerman, yaitu CW Ottow dan Johann Gotllob Geissler. Pada Tahun 1855,
para misionaris ini tiba di Pulau Mansinam.
Johann Gotllob Geissler |
Selain menyebarkan agama dan
mendirikan gereja, Ottow bersama istrinya mendirikan sekolah khusus perempuan
pada Tahun 1857, yaitu di Kwawi atau Monokwari. Di Pulau Mansinam, Anda juga
akan menemukan tugu peringatan berupa prasasti salib yang kini difungsikan
sebagai obyek wisata. Sementara itu, ada sebuah sumur tua yang di buat oleh
Ottow dan Geissler. Air sumur ini biasanya digunakan untuk upacara pembabtisan.
Tak hanya jejak agama Kristen
yang ada di Papua. Sejumlah peninggalan bersejarah yang mengindikasikan
penyebaran agama Islam juga bisa ditemukan. Salah satunya adalah Masjid Tua
Patimburak.
Masjid ini merupakan masjid
bersejarah yang berlokasi di distrik Kokas, Fakfak, Papua Barat. Masjid Tua
Patirumbak ini didirikan oleh Abuhari Kilian pada Tahun 1870. Penyebaran agama
Islam di Papua terkait dengan keberadaan Kesultanan Tidore di Maluku. Dalam
perjalanannya mengarungi zaman, masjid ini pernah terkena bom tentara Jepang
pada era penjajahan sehingga menyisakan sebuah lubang bekas peluru di bagian
pilar masjid. Peninggalan penyebaran agama Islam antara lain situs makam Islam
di Lapintal (Raja Ampat) dan Situs Islam di Pulau Nusmawan (Kabupaten Teluk
Bintuni).
Masjid Tua Patirumbak |
Kekayaan sejarah Papua memang tak
terhitung. Selayaknya cagar budaya ini terpelhara dengan baik sehingga bisa
menjadi kontribusi ilmu pengetahuan dan pembelajaran untuk membangun Papua
kedepannya.
Sumber: Harian Kompas
thanks,,,,sangat membatu sekali....
BalasHapus