26 Juni 2012

Sepengal Sejarah Papua


Selama ini, Papua seringkali dianggap sebagai salah satu daerah di Indonesia yang terpencil dan kurang berkembang. Namun, jika ditilik lebih dalam, papua memiliki perjalanan sejarah peradaban yang cukup panjang. Misalnya dari jejak arkeologi dari jaman prasejarah hingga peninggalan pada era kolonial Belanda.

Situs purbakala tertua di Papua terbukti berusia antara 40.000-30.000 SM. Situs ini berupa gua dengan hiasan dinding-dinding yang dihiasi dengan lukisan, fosil moluska, atau cangkang kerang. Situs ini banyak ditemukan di Kabupaten Biak. Sementara, sisa-sisa peninggalan penjajahan Belanda antara lain dapat ditemukan di Jayapura. Diantaranya adalah Situs Asei Pulau, eSitus Hirokomb, dan Situs Ifar Gunung.

Situs Gua-gua Biak (40.000-30.000 SM)

Situs Lukisan di Tepi Pantai Raja Ampat
Situs Tutari, di Jayapura (Periode Megalitikum
Lain lagi dengan daerah Sorong. Kota ini dikenal dengan Heritage Nederlands Neuw Guinea Maschcapeij (NNGPM) atau kota yang penuh dengan sisa-sisa peninggalan bersejarah bekas perusahaan minyak Belanda. Adapun peninggalan bersejarah tersebut adalah pelabuhan ekspor minyak bumi, tangki penampungan minyak, bekas sekolah teknik atau Voc School, dan bekas tempat tinggal para pekerja.

Sorong memang dikenal sebagai kota yang memiliki sumber daya minyak bumi yang sangat kaya sejak zaman kolonial Belanda. Kota ini semula bernama Soren. Namun, sebutan Soren dilafalkan oleh para misionaris Eropa, Masyarakat Maluku, pedagang Tionghoa, dan Sanger Talaud sebagai Sorong.

JEJAK PENYEBARAN AGAMA

Papua memang identik dengan masyarakat yang mayoritas menganut agama Kristen atau Katholik. Pulau Mansinam adalah salah satu lokasi yang menjadi titik penyebaran keyakinan kristiani di Papua. Di pula ini jugalah gereja pertama di Papua didirikan, yaitu Gereja Pengharapan atau Krek der Hopen

Jika mendatangi Pulau Mansinam, Anda bisa menyaksikan banguan yang didirikan pada Tahun 1864 ini masih terpelihara hingga kini. Konon, keyakinan kristiani disebarkan oleh penyebar injil dari Jerman, yaitu CW Ottow dan Johann Gotllob Geissler. Pada Tahun 1855, para misionaris ini tiba di Pulau Mansinam.

Johann Gotllob Geissler
Selain menyebarkan agama dan mendirikan gereja, Ottow bersama istrinya mendirikan sekolah khusus perempuan pada Tahun 1857, yaitu di Kwawi atau Monokwari. Di Pulau Mansinam, Anda juga akan menemukan tugu peringatan berupa prasasti salib yang kini difungsikan sebagai obyek wisata. Sementara itu, ada sebuah sumur tua yang di buat oleh Ottow dan Geissler. Air sumur ini biasanya digunakan untuk upacara pembabtisan.




Tak hanya jejak agama Kristen yang ada di Papua. Sejumlah peninggalan bersejarah yang mengindikasikan penyebaran agama Islam juga bisa ditemukan. Salah satunya adalah Masjid Tua Patimburak.

Masjid ini merupakan masjid bersejarah yang berlokasi di distrik Kokas, Fakfak, Papua Barat. Masjid Tua Patirumbak ini didirikan oleh Abuhari Kilian pada Tahun 1870. Penyebaran agama Islam di Papua terkait dengan keberadaan Kesultanan Tidore di Maluku. Dalam perjalanannya mengarungi zaman, masjid ini pernah terkena bom tentara Jepang pada era penjajahan sehingga menyisakan sebuah lubang bekas peluru di bagian pilar masjid. Peninggalan penyebaran agama Islam antara lain situs makam Islam di Lapintal (Raja Ampat) dan Situs Islam di Pulau Nusmawan (Kabupaten Teluk Bintuni).

Masjid Tua Patirumbak
Kekayaan sejarah Papua memang tak terhitung. Selayaknya cagar budaya ini terpelhara dengan baik sehingga bisa menjadi kontribusi ilmu pengetahuan dan pembelajaran untuk membangun Papua kedepannya.   

Sumber: Harian Kompas

1 komentar: