Buku adalah gudang Ilmu. Oleh
karena itu, industri buku dan pengetahuan tidak akan pernah mati. Mereka hanya
berubah di tengah terpaan era digital yang begitu pesat dewasa ini.
Seiring dengan maraknya peranti
digital, baik berupa komputer, tablet, telepon cerdas, hingga pembaca buku
elektronik (e-book reader), mestinya
buku pun beralih ke digital.
Bagi sebagian masyarakat
Indonesia, buku cetakan masih bernafas panjang, namun, melongok tren yang
berlangsung di tingkat dunia, rasanya kita pun akan mengarah ke buku digital.
Ada banyak alasan untuk itu.
Pertama, menyangkut masalah lingkungan. Buku cetakan membutuhkan kertas yang
dibuat dari kayu. Maka, semakin banyak buku dicetak, semakin banyak pohon
ditebang. Di tengah semangat mengurangi pemanasan global, mengurangi konsumsi
kayu dapat menjadi kontribusi berarti oleh siapa saja.
Kedua, buku konvensional
membutuhkan tempat penyimpanan. Lebih buruk lagi, jika koleksi buku sangat
banyak, tempat penyimpanan mensyaraktkan kondisi tertentu, seperti ketersediaan
tempat yang memadai dan kelembaban udara yang terjaga. Jika tidak, buku akan
tertumpuk di sembarang tempat dan beresiko untuk hilang dan rusak. Jika tidak
bisa diselamatkan, tidak ada jalan lain kecuali membeli buku baru-yang berarti
sejumlah kayu lagi harus dipakai.
Buku digital menyelesaikan semua
masalah tersebut. Sebagai gambaran, pembaca buku digital Kindle milik Amazon
dapat menampung lebih dari 800 ribu judul buku pada sebuah peranti yang dapat
dimasukkan ke dalam saku baju dengan berat sekitar 150 gram. Bandingkan dengan
seribu buku konvensional barangkali membutuhkan rak besar yang menjulang hingga
ke langit-langit ruangan.
Anda tak harus menggunakan
pembaca buku khusus seperti Kindle. Pada telepon cerdas standar dewasa ini pun
sudah dapat di tanam pembaca buku elektronik. Yang umum dipakai adalah bentuk
Mobipocket (pdb, prc) atau PDF dan teks murni (txt).
Ketiga, menggunakan telepon
cerdas nyaris berarti Anda dapat membaca di mana saja dan kapan saja. Sumber
buku pun melimpah ruah di internet, mulai dari yang gratis hingga yang
berbayar.
Dengan semua kemudahan ini,
selayaknya buku digital menjadi pertimbangan. Dan, langkah berikutnya adalah
mulai membiasakan diri membaca buku digital.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar