Kemana kaki melangkah, keelokan
yang didapat. Barangkali ucapan ini cocok mengambarkan wisata alam dan budaya
di Sumatera Barat. Berjalan-jalan menyelusuri pantai, pegunungan beserta
danau-danaunya rasanya senikmat menyantap sate padang dan kerupuk sanjai.
Cobalah merapat ke Bukittinggi,
Payakumbuh, Padang Panjang, Solok, Sawahlunto dan sekitarnya. Daerah-daerah
ini memiliki keunikannya masing-masing yang bisa memperkaya wawasan dan perasaan
Anda. Menikmati perjalanan dengan mobil di antara daerah-daerah tersebut
dijamin meninggalkan kesan tak terlupakan.
Di Bukittinggi, misalnya,
perasaan nyaman langsung terasa memasuki daerahnya yang sejuk dan bersih
dilingkupi panorama bukit-bukit dengan sapuan hijau pepohonan yang rindang.
Hawanya yang dingin bisa dimaklumi mengingat kotamadya ini terletak 930 km di
atas permukaan laut. Kotanya tidak terlalu ramai, namun berkesan tentram dan
damai dengan penduduk yang sangat ramah kepada siapa saj, bahkan orang asing
sekalipun. Sebuah kota ideal bagi siapa saja yang ingin mencari ketenangan.
Jam Gadang |
Dari Padang ke Bukittinggi
jaraknya tidak terlalu jauh. Sekitar 92 km. namun, jangan pernah mengaku pernah
sampai Bukittinggi jika belum mengunjungi Jam Gadang yang menjadi “landmark”
kota ini. Jam raksasa yang dibangun tahun 1926 ini berdiameter 80 cm, dengan
denah dasar 13 X 4 m dan tinggi 80 cm. Konon, pembangunannya menghabiskan biaya
3.000 gulden. Rasakan menjadi bagian sejarah saat kita berfoto-foto di
depannya.
Sarat Budaya
Seperti kebanyakan daerah di
Indonesia, kita pun bisa menyaksikan keunikan budaya di Sumbar. Misalnya saja
saat kita singgah di Kabupaten Tanah Datar dengan Batusangkar sebagai
ibukotanya yang dijuluki Kota Budaya, sekitar 96 km dari Padang. Berbagai
peninggalan budaya dan sejarah Minangkabau yang kala itu berpusat di Pagaruyung
bisa ditemui disini.
Cobalah kunjungi replica Istano
Pagaruyung, kediaman Raja Minangkabau dengan ukiran khas Minang, sementara
atapnya menjulang berbentuk tanduk kerbau. Di dalam bangunan ini terdapat
benda-benda peniggalan kerajaan yang masih erawat bak. Terdapat pula Balairung
Seni, yakni balai adat yang usianya mencapai 200 tahun dan kerap digunakan
untuk upacara adat.
Istano Pagaruyung |
Masih di sekitar Tanah Datar, ada
sebuah desa yakni Pariangan, desa tertua dimana leluhur orang Minangkabau
dulunya meneta. Letaknya di lereng Gunung Merapi.
Rumah Gadang atau rumah atau
rumah adat Bagonjong, tentu Anda sudah sering mendengar dan pernah melihat
replikanya. Namun jika Anda ingin melihat Rumah Gadang Asli yang terpanjang di
Sumatera Barat dan benar-benar ditinggali, silahkan datang ke kota Solok,
tepatnya di Sulit Air. Di sini terdapat Rumah Gadang terpanjang yang memiliki
20 buah ruangan dan dihuni oleh tujuh keluarga.
Danau Menakjubkan
Sumatera Barat juga terkenal
dengan keindahan beberapa danaunya, seperti Danau Maninjau, Danau Singkarak,
Danau Diatas Danau Dibawah dan Danau Talang. Sebutlah Maninjau yang meski tidak
sebesar dan berkembang seperti Danau Toba (Sumatera Utara), namun disebut-sebut
salah satu danau terindah di Sumatera.
Keindahan Maninjau di dukung
dengan kondisi jalan menuju ke sana (di pinggir danau) yang berpanorama indah
dan terkenal dengan sebutan Kelok 44. Danau ini dikelilingi dengan
bangunan-bangunan bergaya arsitek kuno yang di desain oleh pedagang Arab yang
dulu pernah mampir. Selain hotel-hotel kecil dan kedai makanan, di sekiar danau
terdapat perkampungan-perkampungan kecil dengan penduduk desanya yang ramah.,
sehingga siapapun yang singgah di sana akan merasakan pengalaman wisata yang
menyenangkan.
Salah satu pemandangan di Danau Maninjau |
Sunset di Danau Maninjau |
Sunset di Danau Singkarak |
Danau Singkarak tak kalah elok. Danau
yang terletak di Kabupaten Tanah Datar ini dikitari jalan utama edngan
“pantai”-nya yang landai dan bersih sepanjang 21 km. jika beruntung, kita bisa
melihat pemandangan sunset
menakjubkan berupa pantulan warna-warni ajaib dari sinar matahari yang menerpa
danau dan langit.
Wuiiihhhh... mantep yaah memang menjelajah Sumatera Barat.. huhuhu...
BalasHapus